Pages

Sabtu, 11 Februari 2017

Reformasi Protestan



    Reformasi memiliki tampat di samping kebangkitan kembali kesasteraan, seni, dan sains,perkembangan penemuan, dan kemajuan penemuan geografis, di antara gerakan-gerakan besar yang mendasari dunia modern. Reformasi meliputi, seperti yang akan kita pelajari, pemisah ajaran-ajaran gereja dan otoritas kepausan. Ada beberapa penyebab Reformasi. Secara politik, reformasi mengekspresikan perlawanan negara-negara Eropa terhadap otoritas sekuler yang dimiliki gereja. Setelah nebabg atas feodalisme, negara-negara Eropa ingin membawa gereja ke dalam juridiksi mereka mencoba membatasi hak-hak istimewa kerajaan-kerajaan eklesiastikal, menarik pajak pada pendeta, seperti pada subyek-subyek mereka dan menentukan penunjukan uskup dan kepala biara. Hasilnya adalah perselisihan terus menerus antar gereja dan negara-negara di Eropa. Secara ekonomi, Reformasi menyuarakan protes, dari golongan atas dan golongan bawah, melawan kemewahan dan kemegahan istana kepausan. Protes paling besar terjadi di Jerman, ketika tidak ada raja yang kuat berani melarang aliran uang ke Roma, seperti yang telah dilakukan pemimpin Inggris dan Perancis.
     
       
Penyebab politik dan ekonomi Reformasi berkombinasi dengan karakter tokoh-tokoh agama yang keras. Orang-orang bijaksana di abad 14 dan 15 telah mengkritik keduniawian gereja, seperti tercermin dalam kehidupan banyak pejabat gereja, dan mendesak bahwa paus, kardinal, dan uskup harus meniru kehidupan miskin para rasul. Beberapa reformis, seperti John Wycliffe di Inggris dan John Huss di Bohemia beraksi lebih lanjut dan menuntut perubahan menyeluruh dalam keyakinan dan peribadatan Katolik. Pandangan Wycliffe dan Huss diagungkan di Jerman selam abad ke 16 oleh pendiri Reformasi, Marthin Luther.
   
        
Luther adalah anak dari seorang petani Jerman, yang dengan kerja keras dan kesederhanaan, memperoleh sedikit kompetensi. Berkat pengorbanan ayahnya, Luther memperoleh pendidikan theologi, dan filosofi yang baik di Universitas Erfurt. Ia memperoleh gelar sarjana master ilmu sastra dan kemudian mulai belajar hukum, tetapi rasa berdosa yang tinggi dan keinginan untuk menyelamatkan jiwanya sendiri mendorong dirinya masuk ke biara. Beberapa tahun kemudian Luther mengunjungi Roma, hanya untuk merasa terkejut dengan kelalaian kehidupan umum di ibu kota kepausan. Setelah kembali ke Jerman ia menjadi profesor theologi di Universitas Wittenberg, dimana kutbah dan kuliahnya menarik banyak audiens.



            Karier reformasi Luther dimulai dengan menyerang seistem indulgence seperti yang ditemukan di Jerman. Indulgence adalah surat permohonan maaf yang meringankan seorang pendosa yang menyesali beberapa atau semua hukuman yang gereja akan berikan padanya. Indulgence  juga diterapkan pada ruh-ruh mereka yang telah mati di tempat (api) penyucian dosa. Selama abad kegelapan paus menjamin indulgence para pasukan salib, peziarah, dan pada mereka yang menyumbangkan uang untuk obyek saleh, seperti pembangunan gereja atau covent.  
        Banyak pangeran Jerman menentang metode pengumpulan dan untuk gereja, karena pengumpulan dana ini banyak mengambil banyak uang dari wilayah-wilayah kekuasaan mereka. Luther mengutuk pengeumpulan uang yang dilandasi oleh agama ini, dan ia menunjukan bagaimana masyarakat awam tidak bisa memahami bahasa Latin denganya indulgence tertulis. Ia juga sering berpikir bagaimana mereka bisa menghapus hukuman-hukuman dosa bah   kan tanpa perubahan sejati. Luther juga menolak kemanjuran indulgence untuk ruh-ruh ditempat api penyucian dosa. Kritik ini dan kritik-kritik lainya dirangkum oleh Luther dalam 95 thesis atau proposisi, yang iya tawarkan untuk menentangkan semua musuhnya. Sesuai dengan adat cendikiawan abad pertengahan, Luther memasang tesis di pintu gereja di Wittenberg, dimana semua orang mungkin melihatnya. Tesis ini ditulis dengan bahasa Latin, tetapi segera diterjemahkan dalam bahasa Jerman, dicetak dan disebarluaskan di seluruh Jerman. Dampaknya sangat besar sehingga indulgence di Jerman hampir dihentikan.

           Paus pada mulanya, tidak begitu memperhatikan kontoversi tentang indulgence dan menyatakan bahwa itu adalah “hanya sekadar percekcokan para biarawan,” tapi sekarang paus mengeluarkan sebuah dekrit menentang Luther dan memerintahkan Luther untuk mengakui kesalahannya dalam 60 hari atau akan dikucilkan. Dekrit kepausan tidak membuat Luther takut menghentikan dukungan populer untuk. Ia membakar dekrit paus di alun-alun pasar Wittenberg, di hadapan concourse para pelajar penduduk kota. Tindakan dramatis ini mengguncang seluruh Jerman. Paus kemudian mendesak Kaisar Roma Suci, Charles V, untuk menghukum Luther. Charles ingin melakukanya, tetapi para pangeran Jerman bersikeras bahwa Luther seharusnya tidak dihukum dengan dikucilkan. Karenanya, Luther dipanggil di hadapan Majelas para pangeran dan pejabat tinggi eksesliatikal di Worms. Di sini ia menolak untuk menarik kembali sesuatu yang telah ia tulis, kecuali jka pernyataan-pernyataannya bisa ditunjukan bertentangan dengan gereja. “Ini tidak benar juga tidak aman untuk bertidak kesadaran,” kata Luther. “Tuhan membantuku, Amin.”
 
            Diet of Worms menyatakan bahwa Luther seorang licik dan penjahat, tetapi teman-temanya mengamankannya ke kastil Wartburg. Ia berada dalam seklusi selama beberapa bulan, dan menterjemahkan Injil. Walaupun masih berada di bawah larangan kekaisaran, Luther sekarang kembali Wittenberg dan membktikan dirinya untuk gerakan reformasi. Terjemahan injilnya yang mudah dimengerti, dibaca oleh orang Jerman dan membantu orang Jerman menjadikan bahasa Jerman sebagai bahasa kesusasteraan mereka. Luther juga menciptakan banyak himne bagus dan sebuah katekismus, ia membanjiri seluruh negeri dengan pamflet, dan menulis banyak surat untuk seluruh pengikutnya. Dengan cara ini ia menjadi pemimpin reformasi Jerman.

            Reformasi di Jerman menarik banyak perhatian, bagi orang-orang Jerman patriotik, reformasi adalah sebuah pemberontakan melawan kekuatan asing – kepausan Italia. Bagi orang-orang saleh, reformasi menawarkan daya tarik keyakinan sederhana yang didasarkan secara langsung oleh Injil. Bagi para pangeran yang berpikir keduniawian, reformasi adalah kesempatan merebut wilayah dan pendapatan yang dikuasai oleh gereja. Ajaran-ajaran Luther karenanya diterima banyak orang. Para pendeta menikahm, para biarawan meninggalkan biara mereka, dan “Agama yang direformasi” menggantikan Katolik Roma di sebagian besar wilayah di Jerman utara dan Jerman tengah. Namun demikian, Jerman selatan tidak menjauh dari paus dan tetap menjadi Katolik Roma hingga saat ini.

            Doktrin-doktrin Luther juga menyebar hingga ke negara-negara Skandivania. Para penguasa Denmark, Norwegia, dan Swedia menutup biara dan mewajibkan para biarawan katolik menyerahkan properti eklesiastikal kepada kerajaan. Lutherianisme, karenanya, menjadi agama resmi di 3 negara ini.


            Reformasi di Swisss dimulai dengan Huldreich Zwingli. Ia sebaya dengan Luther, tetapi bukan murid Luther. Dari mimbarnya di katedral Zurich, Zwingli memproklamirkan kitab suci sebagai panduan tunggal keyakinan dan menolak supremasi paus. Banyak wilayah Swiss menerima ajarannya dan memisahkan diri dari Roma.
            
Pendiri Protestanisme lainnya adalah orang Prancis, John Calvin. Karya nya yang berjudul Institutes of the Christian Religion berisi prinsip-prinsip utama theologi Protestan. Ia juga menterjemahkan injil ke dalam bahasa Prancis dan menulis penjelasan-penjelasan tentang semua kitab suci. Calvin menghabiskan sebagian besar hidup nya di Jenewa. Orang-orang yang ia latih disana dan padanya ia menekankan karakter takut kepada Tuhan, menyebarkan ajaran Calvinisme ke sebagian besar wilayah Eropa. Di Belanda dan Skotlandia Calvinisme menjadi tipe Protestanisme yang unggul, dan di Prancis dan Inggris Calvinisme sangat mempengaruhi kehidupan nasional. Selama abad ke 17 para puritan membawa Calvinisme menyebrangi lautan menuju New England, dimana Calvinisme menjadi keyakinan dominan di masa-masa kolonial.


            Reformasi di Jerman dan Swiss dimulai sebaagai gerakan nasional dan populer, di Inggris reformosi muncul dalam bentuk tindakan lalim Henry VIII, raja kedua dari dinasti Tudor. Ia menentang paus karena paus tidak mengijinkan  percerain dengan istrinya, Chaterine of Aragon, yang merupakan bibi dari kaisar Roma Suci dan raja Spanyol, Charles V. Henry VIII akhirnya bisa menceraikan istrinya dengan bantuin pengadilan Inggris, dan mengabaikan dekrit kepausan berupa pengucilan, Henry VIII menikahi seorang dayan yang cantik, bernama Anne Boleyn. Langkah Henry VIII selanjutnya adalah menerapkan serangkaian hukum yang menghapus otoritas paus di Inggris. Sebuah Act of Supermacy atau undang-undang supremasi (1534) menyatakan raja Inggris sebagai “satu-satunya pemimpin utama di muka bumi dari Gereja Inggris,” dengan kekuasaan dengan menunjuk semua pejabat eklesiastikal dan menghapus pendapatan paus. Penindasan biara dan pendermaan kekayaan mereka untuk raja dan orang-orang dekatnya segera mengikuti legislasi ini. Walaupun Henry VIII memisahkan Inggris dari kontrol kepausan, ia tetap seorang penganut Katolik Roma hingga kematiannya.


            Reformasi membuat Inggris mengalami kemajuan cepat selama pemerintahan anak Henry dan penerusnya, Edward VI. Pengawal raja  muda mengijinkan para reformis dari benua Eropa datang dari Inggris dan doktrin-doktrin Luther, Zwingli, dan Calvin secara bebas dikhutbahkan di sana. Agar pelayanan agama pelayanan agama bisa dilakukan dengan bahasa yang dipahami khalayak umum, Biarawan Agung Cranner dan para pembatunya menyiapkan Book of Common Prayer. Buku ini terdiri dari terjemahan kitab suci ke dalam bahasa Inggris. Dengan sejumlah perubahan, buku ini masih digunakan di Gereja Inggris dan Gereja Protestan Episcopal di Amerika Serikat. Pemerintah singkat Mary Tudor, anak perempuan dari Catherine of Aragon, ditandai dengan kemunduran sementara Protestan. Ratu yang menguasai Parlemen menginginkan rekonsiliasi dengan Roma. Ia juga menikahi sepupunya, pemeluk Katolik Roma, Philip II dari Spanyol, anak dari Charles V. Mary sekarang memulai penindasan keras terhadap penganut Protestan. Banyak reformis utama binasa, diantara mereka adalah Cranner, mantan uskup agung. Mary meninggal tanpa anak, setelah berkuasa selama lima tahun, dan kekuasaan diberikan kepada anak perempuan nya Anne Boleyn, Elizabeth. Di bawah Elizabeth, Anglicanisme lagi menggantikan Katolik Roma sebagai agama Inggris.

SOURCE: HUTTON WEBSTER PHD, WORLD HISTORY